Minggu, 29 Januari 2012

makalah sosiologi ku


ILMU SOSIOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kehidupan manusia. Salah satunya adalah mempelajari sosialisasi dan pembentukan kepribadian. Kami membuat ringkasan dan mengidentifikasi hubungan antara kepribadian sosialisasi dan kebudayaan, dan juga mengidentifikasi tipe kebudayaan khusus yang mempengaruhi kepribadian adalah bertujuan untuk agar pembaca biasa lebih memahami sosialisasi dan pembentukan kepribadian.
1.2.            Tujuan Penulisan
Ada pun tujuan dari penulisan ini adalah untuk :
1.      Menyelesaikan tugas dari guru yang diberikan di SMA Negeri 16 Kab. Tebo
2.      Menambah pengetahuan

1.3.            Manfaat Penulisan
1.      Pengetahuan untuk para pembaca dan pelatihan menulis.
2.      Memperoleh informasi

2.1.             
BAB II
PEMBAHASAN



2.1.            Nilai Dan Norma Sosial

2.1.1.      Nilai sosial
Nilai adalah sesuatu yang di anggap baik atau benar dan dipedomani dalam masyarakat.
          Nilai sosial adalah penghargaan yang diberikan oleh masyarakat atas sesuatu yang di lakukan.

2.1.2.      Macam-macam nilai sosial
1.      Nilai materil          :segala sesuatu yang berguna bagi manusia.
2.      Nilai vital               : sesuatu yang berguna dan dapat melakukan kegiatan atau aktivitas.
3.      Nilai spiritual        : segala sesuatu yang berfungsi bagi unsur rohani.

2.1.3.      Norma sosial
Norma adalah petunjuk hidup yang berisi perintah maupun larangan.

Jenis-jenis dan tingkatan norma dalam masyarakat :
1.      dilihat dari sanksinya
a.      cara (usage) :menunjuk pada sanksi yang ringan pada pelanggarannya. Ex: cara makan dan minum.

b.      kebiasaan (folkways) : perbuatan yang diulang ulang dalam bentuk yang sama. Ex:menghormati orang yang lebih tua.

c.       tata kelakuan (mores) : perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat hidup guna melaksanakan pengawasan oleh maasyarakat terhadaap anggotanya. Ex:melarang perbuatan membunuh.
           
d.      adat istiadat (costum) : kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi kedudukannya karna bersifat kekal.

e.      mode (fashion) : dimulai dengan meniru terhadap sesuatu yang dianggap terbaru. Ex: pakaian.

2.      dilihat dari aspek-aspeknya
a)                  Norma agama
b)                  Norma kesusilaan
c)                  Norma kesopanan
d)                  Norma kebiasaan
e)                  Norma hukum

2.2.            Pengertian Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial adalah cara-cara yang bertujuan untuk mendorong,mendidik,dan memaksa anggota masyarakat agar mematuhi norma dan nilai yang berlaku.
¤     Bruce j.Cohen : metode untuk mendorong seseorang supaya berprilaku selaras dengan kehendak-kehendak kelompok atau masyarakat luas tertentu.
¤     Peter el berger : cara-cara masyarakat untuk menertibkan anggota yang menyimpang.
¤     Joseph S roucek : segala proses terencana ataupun tidak yang bersifat mengajarkan,membujuk,atau memaksa seseorang untuk beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai kehidupan kelompok.
¤     Soetandyo wignyo subroto : sanksi yaitu suatu bentuk penderitaan yang secara sengaja diberikan oleh masyarakat.

2.3.            Cara Pengendalian Sosial

1.      persuasif :
pengendalian sosial persuasif adalah pengendalian sosial yang dilakukan tidak dengan kekerasan.

2.      koersif :
pengendalian sosial koersif dilakukan dengan kekerasan atau paksaan.
¤     Kompulsi (compulsion) : yaitu keadaan yang sengaja diciptakan sehingga seseorang terpaksa merubah sifatnya dan menghasilkan kepatuhan yang tidak langsung.
¤     Pengisian (pervasi) : yaitu suatu cara penanaman norma secara berulang-ulang.

2.4.            Peran Lembaga Formal Dan Informal Dalam Pengendalian Sosial.
           
1.      Lembaga kepolisian.
Polisi adalah penegak hukum yang bertugas untuk memelihara dan meningkatkan tertib hukum guna mewujudkan ketertiban,keamanaan,dan ketentraman masyarakat.

2.      Pengadilan.
Pengadilan merupakan lembaga resmi yang dibentuk pemerintah untuk menangani pelanggaran-pelanggaran norma/kaidah yang ada di masyarakat.


3.      lembaga adat.
            Lembaga adat terdiri atas nilai-nilai budaya,norma-norma hukum adat,dan aturan-aturan yang saling berkaitan,lengkap dan utuh.

4.      Tokoh Masyarakat.
Tokoh masyarakat adalah seseorang yang memiliki pengaruh besar,dihormati,dan disegani dalam masyarakat karna pekerjaannya, kecakapannya, dan sifat-sifat tertentu yang dimilikinya.


2.5.            Tindakan Sosial
2.5.1.      Pengertian Tindakan Sosial
Tindakan atau aksi berarti pmbuatan atau sesuatu yang dilakukan. Secara sosiologis, tindakan artinya seluruh perbuatan manusia yang dilakukan secara sadar atau tidak disadari, sengaja atau tidak disengaja yang mempunyai makna subyektif bagi pelakunya.

2.5.2.      Ciri-cici Tindakan Sosial
Bentuk tolak dari konsep dasar tentang tindakan sosial dan antar hubungan sosial, maka terdapat lima ciri pokok yang menjadi sasaran sosiologi, yaitu:
1.   Tindakan manusia yang menurut si aktor mengandung makna subyektif, hal ini meliputi tindakan nyata.
2.   Tindakan nyata yang bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subyektif.
3.   Tindakan yang berpengaruh positif dari suatu situasi, maka tindakan tersebut akan diulang.
4.   Tindakan itu diarahkan pada seseorang atau pada individu.



2.5.3.      Bentuk-bentuk Tindakan Sosial         
Pada dasarnya tindakan manusia, baik sebagai individu maupun makhluk sosial terdiri dari dua tindakan pokok yaitu tindakan lahiriah dan tindakan batiniah, sbagai berikut:
1.    Tindakan lahiriah adalah tata cara bertindak yang tampak atau dapat dilihat dan cendeung ditiru secara berulang-ulang oleh banyak orang.
2.    Tindakan batiniah adalah cara berfikir, berperasaa, dan berkehendak yang dingkapkan dalam sikap dan bertindak, dilakukan berulang kali dan di ikuti oleh banyak orang.

Di dalam kehidupan masyarakat, kita dapat mengenali beberapa pola tindakan bathiniah yang terdiri dari bantuk-bentuk sebagai berikut:
1.     prasangka (prejudice), adalah anggapan atau penilaian terhadap suatu penomana tanpa di tunjang dengan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
2.     sikap sosial (social attitude), adalah suatu bentuk pola perilaku lahiriah dan bathiniah terhadap fenomena atua gejala yang mempunyai arti sosial.
3.     pendapat umum (publik opinion), adalah suatu komposisi pikiran masyarakat yang berpola dan dibentuk dari beberapa golongan atau kelompok.
4.     propagan, adalah suatu makanisme kegiatan yang dilakukan denga cara mempengaruhu massa atau publik agar mau untuk menerima pola fikiran tertentu.

2.6.            Interaksi Sosial
2.6.1.      Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.
Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu.
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan.

2.6.2.      Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Syarat terjadinya interaksi adalah :
1. Adanya kontak sosial
2. Komunikasi

2.6.3.      Faktor-faktor yang membentuk interaksi sosial
Interaksi sosial terbentuk oleh faktor – faktor berikut ini :
1. Tindakan Sosial
2. Kontak SosiaL
3. Komunikasi Sosial
Sumber informasi yang mendasari interaksi
  1. warna kulit
  2. usia
  3. jenis kelamin
  4. penampilan fisik
  5. bentuk tubuh
  6. pakaian
  7. wacana

2.6.4.      Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

A. Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif
            Dapat terbagi atas bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana terjadi keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau kelompok-kelompok manusia berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai suatu kestabilan. Sedangkan Asimilasi merupakan suatu proses di mana pihak-pihak yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan kelompok

B. Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif

ini dapat terbagi atas bentuk persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan. Sedangkan pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.



C. Bentuk Interaksi sosial menurut jumlah pelakunya .

Terdiri dari Interaksi antara individu dan individu, Interaksi antara individu dan kelompok dan  Interaksi antara Kelompok dan Kelompok

2.6.5.      Bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya.

Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Akomodasi (Accomodation.)



2.7.            Penyimpangan sosial
2.7.1.      Pengertian Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang, sadar atau tidaksadar pernah kita alami atau kita lakukan. Penyimpangan sosial dapat terjadi dimanapun dan dilakukan oleh siapapun. Sejauh mana penyimpangan itu terjadi, besar atau kecil, dalam skala luas atau sempit tentu akan berakibat terganggunya keseimbangan kehidupan dalam masyarakat.Suatu perilaku dianggap menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat atau dengan kata lain penyimpangan (deviation) adalah segala macam pola perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri (conformity) terhadap kehendak masyarakat.




2.7.2.      Definisi Penyimpangan Sosial;
James W. Van Der Zanden; Penyimpangan perilaku merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi.
Robert M. Z. Lawang; Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang.
Lemert (1951); Penyimpangan dibagi menjadi dua bentuk:
1.      Penyimpangan Primer (Primary Deviation)Penyimpangan yang dilakukan seseorang akan tetapi si pelaku masih dapat diterima masyarakat. Ciri penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara, tidak dilakukan secara berulang-ulang dan masih dapat ditolerir oleh masyarakat.
2.      Penyimpangan Sekunder (secondary deviation) Penyimpangan yang berupa perbuatan yang dilakukan seseorang yang secara umum dikenal sebagai perilaku menyimpang. Pelaku didominasi oleh tindakan menyimpang tersebut, karena merupakan tindakan pengulangan dari penyimpangan sebelumnya. Penyimpangan ini tidak bisa ditolerir oleh masyarakat

2.7.3.      Faktor Penyimpangan/masalah  Sosial;
Menurut James W. Van Der Zanden; faktor-faktor penyimpangan sosial adalah sebagai berikut:
·         Longgar/tidaknya nilai dan norma. Ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran baik buruk atau benar salah menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran longgar tidaknya norma dan nilai sosial suatu masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto Penyimpangan/masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Penyimpangan/masalah social dapat terjadi di dasarkan pada pengertian kebudayaan bahwa pada dasarnya kebudayaan selu bergerak (di namis) Semua kebudayaan mempunyai dinamika atau gerak. Gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup di dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi sebab dia mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lainnya. Artinya, karena terjadinya hubungan anta rkelompok manusia di dalam masyarakat.

2.8.            Unsur-Unsur Kebudayaan
Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu :
1.      Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transport, dsb)
2.      Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi ( pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dsb)
3.      System kemasyarakatan ( system kekerabatan, organisasi politik, system hokum, system perkawinan)
4.      Bahasa (lisan maupun tertulis)
5.      Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dsb)
6.      Sistem pengetahuan
7.      Religi (system kepercayaan)
Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat Ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.


BAB III
PENUTUP

3.1.            Kesimpulan
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kehidupan manusia. Salah satunya adalah mempelajari sosialisasi dan pembentukan kepribadian
Nilai sosial
Nilai adalah sesuatu yang di anggap baik atau benar dan dipedomani dalam masyarakat. Nilai sosial adalah penghargaan yang diberikan oleh masyarakat atas sesuatu yang di lakukan.
          Penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang, sadar atau tidaksadar pernah kita alami atau kita lakukan. Penyimpangan sosial dapat terjadi dimanapun dan dilakukan oleh siapapun.
                     

3.2.          Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian.
Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA

Jurnalskripsi.com
Effendi, Ridwan dan Elly Malihah. (2007) . Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung : Yasindo Multi Aspek
Hermawan, Ruswandi dan Kanda Rukandi. (2007). Perspektif Sosial Budaya. Bandung: UPI PRESS
Hermawan, Ruswandi dkk. (2006) . perkembangan masyarakat dan Budaya. Bandung : UPI PRESS
Kuswanto dan Bambang Siswanto. (2003). Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai
Dr. Duddy Mulyawan’s Site
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0705/10/humaniora/3522042.htm
http://krizi.wordpress.com/2009/07/25/makalah-interaksi-sosial/















Tidak ada komentar: