ILMU SOSIOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang kehidupan manusia. Salah satunya adalah mempelajari sosialisasi
dan pembentukan kepribadian. Kami membuat ringkasan dan mengidentifikasi hubungan antara kepribadian
sosialisasi dan kebudayaan, dan juga mengidentifikasi tipe kebudayaan khusus
yang mempengaruhi kepribadian adalah bertujuan untuk agar pembaca biasa lebih
memahami sosialisasi dan pembentukan kepribadian.
1.2.
Tujuan Penulisan
Ada pun tujuan dari penulisan ini adalah untuk :
1.
Menyelesaikan tugas dari guru yang diberikan di SMA Negeri 16 Kab. Tebo
2.
Menambah pengetahuan
1.3.
Manfaat Penulisan
1.
Pengetahuan untuk para pembaca dan pelatihan menulis.
2.
Memperoleh informasi
2.1.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Nilai Dan Norma Sosial
2.1.1.
Nilai sosial
Nilai adalah sesuatu yang di anggap baik atau
benar dan dipedomani dalam masyarakat.
Nilai sosial adalah
penghargaan yang diberikan oleh masyarakat atas sesuatu yang di lakukan.
2.1.2.
Macam-macam nilai sosial
1. Nilai materil :segala sesuatu yang berguna bagi manusia.
2. Nilai vital : sesuatu yang berguna dan dapat melakukan kegiatan atau
aktivitas.
3. Nilai spiritual :
segala sesuatu yang berfungsi bagi unsur rohani.
2.1.3.
Norma sosial
Norma adalah petunjuk hidup yang
berisi perintah maupun larangan.
Jenis-jenis dan tingkatan norma dalam
masyarakat :
1.
dilihat dari sanksinya
a. cara (usage) :menunjuk pada sanksi yang ringan pada
pelanggarannya. Ex: cara makan dan minum.
b. kebiasaan (folkways) : perbuatan yang diulang ulang dalam bentuk
yang sama. Ex:menghormati orang yang lebih tua.
c. tata kelakuan (mores) : perbuatan yang mencerminkan sifat-sifat
hidup guna melaksanakan pengawasan oleh maasyarakat terhadaap anggotanya.
Ex:melarang perbuatan membunuh.
d. adat istiadat (costum) : kumpulan tata kelakuan yang paling tinggi
kedudukannya karna bersifat kekal.
e. mode (fashion) : dimulai dengan meniru terhadap sesuatu yang
dianggap terbaru. Ex: pakaian.
2. dilihat dari aspek-aspeknya
a)
Norma agama
b)
Norma kesusilaan
c)
Norma kesopanan
d)
Norma kebiasaan
e)
Norma hukum
2.2.
Pengertian Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial
adalah cara-cara yang bertujuan untuk mendorong,mendidik,dan memaksa anggota
masyarakat agar mematuhi norma dan nilai yang berlaku.
¤
Bruce j.Cohen : metode untuk mendorong seseorang
supaya berprilaku selaras dengan kehendak-kehendak kelompok atau masyarakat
luas tertentu.
¤
Peter el berger : cara-cara
masyarakat untuk menertibkan anggota yang menyimpang.
¤
Joseph S roucek
: segala proses terencana ataupun tidak yang bersifat mengajarkan,membujuk,atau
memaksa seseorang untuk beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai
kehidupan kelompok.
¤
Soetandyo wignyo subroto : sanksi yaitu
suatu bentuk penderitaan yang secara sengaja diberikan oleh masyarakat.
2.3.
Cara Pengendalian Sosial
1.
persuasif :
pengendalian sosial persuasif adalah pengendalian sosial yang
dilakukan tidak dengan kekerasan.
2.
koersif :
pengendalian sosial koersif dilakukan dengan kekerasan atau
paksaan.
¤ Kompulsi (compulsion) : yaitu keadaan yang sengaja diciptakan
sehingga seseorang terpaksa merubah sifatnya dan menghasilkan kepatuhan yang
tidak langsung.
¤ Pengisian (pervasi) : yaitu suatu cara penanaman norma secara
berulang-ulang.
2.4.
Peran Lembaga Formal Dan Informal Dalam Pengendalian Sosial.
1.
Lembaga kepolisian.
Polisi adalah penegak
hukum yang bertugas untuk memelihara dan meningkatkan tertib hukum guna
mewujudkan ketertiban,keamanaan,dan ketentraman masyarakat.
2.
Pengadilan.
Pengadilan
merupakan lembaga resmi yang dibentuk pemerintah untuk menangani
pelanggaran-pelanggaran norma/kaidah yang ada di masyarakat.
3.
lembaga adat.
Lembaga
adat terdiri atas nilai-nilai budaya,norma-norma hukum adat,dan aturan-aturan
yang saling berkaitan,lengkap dan utuh.
4.
Tokoh Masyarakat.
Tokoh
masyarakat adalah seseorang yang memiliki pengaruh besar,dihormati,dan disegani
dalam masyarakat karna pekerjaannya, kecakapannya, dan sifat-sifat tertentu yang dimilikinya.
2.5.
Tindakan
Sosial
2.5.1. Pengertian
Tindakan Sosial
Tindakan atau aksi berarti
pmbuatan atau sesuatu yang dilakukan. Secara sosiologis, tindakan artinya
seluruh perbuatan manusia yang dilakukan secara sadar atau tidak disadari,
sengaja atau tidak disengaja yang mempunyai makna subyektif bagi pelakunya.
2.5.2.
Ciri-cici Tindakan Sosial
Bentuk tolak dari konsep dasar
tentang tindakan sosial dan antar hubungan sosial, maka terdapat lima ciri
pokok yang menjadi sasaran sosiologi, yaitu:
1.
Tindakan manusia yang menurut si
aktor mengandung makna subyektif, hal ini meliputi tindakan nyata.
2.
Tindakan nyata yang bersifat membatin
sepenuhnya dan bersifat subyektif.
3.
Tindakan yang berpengaruh positif
dari suatu situasi, maka tindakan tersebut akan diulang.
4.
Tindakan itu diarahkan pada seseorang
atau pada individu.
2.5.3.
Bentuk-bentuk Tindakan Sosial
Pada dasarnya tindakan manusia,
baik sebagai individu maupun makhluk sosial terdiri dari dua tindakan pokok
yaitu tindakan lahiriah dan tindakan batiniah, sbagai berikut:
1.
Tindakan lahiriah adalah tata cara
bertindak yang tampak atau dapat dilihat dan cendeung ditiru secara
berulang-ulang oleh banyak orang.
2.
Tindakan batiniah adalah cara
berfikir, berperasaa, dan berkehendak yang dingkapkan dalam sikap dan
bertindak, dilakukan berulang kali dan di ikuti oleh banyak orang.
Di dalam kehidupan masyarakat,
kita dapat mengenali beberapa pola tindakan bathiniah yang terdiri dari
bantuk-bentuk sebagai berikut:
1.
prasangka (prejudice), adalah anggapan atau
penilaian terhadap suatu penomana tanpa di tunjang dengan bukti-bukti yang
dapat dipertanggungjawabkan.
2.
sikap sosial (social attitude), adalah suatu
bentuk pola perilaku lahiriah dan bathiniah terhadap fenomena atua gejala yang
mempunyai arti sosial.
3.
pendapat umum (publik opinion), adalah suatu
komposisi pikiran masyarakat yang berpola dan dibentuk dari beberapa golongan
atau kelompok.
4.
propagan, adalah suatu makanisme kegiatan
yang dilakukan denga cara mempengaruhu massa atau publik agar mau untuk
menerima pola fikiran tertentu.
2.6.
Interaksi
Sosial
2.6.1. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat diartikan
sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud
dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara
kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan
individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan
sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang
menggunakannya.
Proses Interaksi sosial menurut
Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar
makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki
sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan
terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan
terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang
ketika menjumpai sesuatu.
Interaksi sosial dapat terjadi
bila antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi.
Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial
Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan
reaksi terhadap informasi yang disampaikan.
2.6.2. Syarat
Terjadinya Interaksi Sosial
Syarat terjadinya interaksi adalah :
1. Adanya kontak sosial
2. Komunikasi
2.6.3. Faktor-faktor
yang membentuk interaksi sosial
Interaksi sosial terbentuk oleh faktor –
faktor berikut ini :
1. Tindakan Sosial
2. Kontak SosiaL
3. Komunikasi Sosial
Sumber informasi yang mendasari interaksi
- warna kulit
- usia
- jenis kelamin
- penampilan fisik
- bentuk tubuh
- pakaian
- wacana
2.6.4. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
A. Bentuk-bentuk interaksi sosial yang
berkaitan dengan proses asosiatif
Dapat terbagi atas bentuk kerja sama,
akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha bersama individu
dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana terjadi
keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau kelompok-kelompok
manusia berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku
dalam masyarakat. Usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai suatu kestabilan.
Sedangkan Asimilasi merupakan suatu proses di mana pihak-pihak yang
berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta
tujuan-tujuan kelompok
B. Bentuk interaksi yang berkaitan dengan
proses disosiatif
ini dapat terbagi atas bentuk
persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses
sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari
keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk kontravensi merupakan bentuk
interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan.
Sedangkan pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau
kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan
yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.
C. Bentuk Interaksi sosial menurut jumlah
pelakunya .
Terdiri dari Interaksi antara
individu dan individu, Interaksi antara individu dan kelompok dan Interaksi antara Kelompok dan Kelompok
2.6.5. Bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses
Terjadinya.
Bentuk-bentuk interaksi sosial
dapat berupa kerja sama (cooperation),
persaingan (competition), dan
bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Akomodasi (Accomodation.)
2.7.
Penyimpangan sosial
2.7.1.
Pengertian Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang,
sadar atau tidaksadar pernah kita alami atau kita lakukan. Penyimpangan sosial
dapat terjadi dimanapun dan dilakukan oleh siapapun. Sejauh mana penyimpangan
itu terjadi, besar atau kecil, dalam skala luas atau sempit tentu akan
berakibat terganggunya keseimbangan kehidupan dalam masyarakat.Suatu perilaku
dianggap menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma
sosial yang berlaku dalam masyarakat atau dengan kata lain penyimpangan (deviation) adalah segala macam pola perilaku yang tidak
berhasil menyesuaikan diri (conformity) terhadap kehendak masyarakat.
2.7.2.
Definisi Penyimpangan Sosial;
James W. Van
Der Zanden; Penyimpangan perilaku merupakan
perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan
diluar batas toleransi.
Robert M. Z.
Lawang; Perilaku menyimpang adalah semua tindakan
yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam sistem sosial dan menimbulkan
usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku
menyimpang.
Lemert (1951); Penyimpangan dibagi menjadi dua bentuk:
1.
Penyimpangan Primer (Primary Deviation)Penyimpangan yang dilakukan
seseorang akan tetapi si pelaku masih dapat diterima masyarakat. Ciri
penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara, tidak dilakukan secara
berulang-ulang dan masih dapat ditolerir oleh masyarakat.
2.
Penyimpangan Sekunder (secondary deviation) Penyimpangan yang berupa
perbuatan yang dilakukan seseorang yang secara umum dikenal sebagai perilaku
menyimpang. Pelaku didominasi oleh tindakan menyimpang tersebut, karena
merupakan tindakan pengulangan dari penyimpangan sebelumnya. Penyimpangan ini
tidak bisa ditolerir oleh masyarakat
2.7.3.
Faktor Penyimpangan/masalah
Sosial;
Menurut James W. Van Der Zanden; faktor-faktor penyimpangan sosial adalah sebagai berikut:
·
Longgar/tidaknya nilai dan norma.
Ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran baik buruk atau benar salah
menurut pengertian umum, melainkan berdasarkan ukuran longgar tidaknya norma
dan nilai sosial suatu masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto Penyimpangan/masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok
sosial. Jika terjadi bentrokan antara unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan
gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau
masyarakat.
Penyimpangan/masalah social dapat terjadi di
dasarkan pada pengertian kebudayaan bahwa pada dasarnya kebudayaan selu
bergerak (di namis) Semua kebudayaan mempunyai dinamika atau gerak. Gerak
kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup di dalam masyarakat yang menjadi
wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi sebab dia mengadakan
hubungan-hubungan dengan manusia lainnya. Artinya, karena terjadinya hubungan
anta rkelompok manusia di dalam masyarakat.
2.8.
Unsur-Unsur Kebudayaan
Tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals,
yaitu :
1.
Peralatan dan perlengkapan hidup
manusia (pakaian perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat
produksi, transport, dsb)
2.
Mata pencaharian hidup dan system-sistem
ekonomi ( pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi dsb)
3.
System kemasyarakatan ( system
kekerabatan, organisasi politik, system hokum, system perkawinan)
4.
Bahasa (lisan maupun tertulis)
5.
Kesenian (seni rupa, seni suara, seni
gerak, dsb)
6.
Sistem pengetahuan
7.
Religi (system kepercayaan)
Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat Ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang kehidupan manusia. Salah satunya adalah mempelajari sosialisasi
dan pembentukan kepribadian
Nilai sosial
Nilai adalah sesuatu yang di anggap
baik atau benar dan dipedomani dalam masyarakat. Nilai sosial adalah penghargaan yang
diberikan oleh masyarakat atas sesuatu yang di lakukan.
Penyimpangan sosial atau perilaku
menyimpang, sadar atau tidaksadar pernah kita alami atau kita lakukan.
Penyimpangan sosial dapat terjadi dimanapun dan dilakukan oleh siapapun.
3.2.
Saran
Dalam kehidupan manusia di dunia
ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita sebagai manusia yang
hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian.
Untuk itu marilah kita menjadi
warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu
lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok agar
terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Jurnalskripsi.com
Effendi, Ridwan dan Elly Malihah. (2007) .
Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung : Yasindo Multi
Aspek
Hermawan, Ruswandi dan Kanda Rukandi. (2007).
Perspektif Sosial Budaya. Bandung: UPI PRESS
Hermawan, Ruswandi dkk. (2006) . perkembangan
masyarakat dan Budaya. Bandung : UPI PRESS
Kuswanto dan Bambang Siswanto. (2003).
Sosiologi. Solo: Tiga Serangkai
Dr. Duddy Mulyawan’s Site
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0705/10/humaniora/3522042.htm
http://krizi.wordpress.com/2009/07/25/makalah-interaksi-sosial/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar